Selasa, 04 Mei 2010

Penelitian Eksperimen

Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, karakteristik penelitian eksperimen yaitu:
1. Kegiatan mengontrol
Kegiatan mengontrol adalah mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi
2. Kegiatan memanipulasi
Kegiatan memanipulasi dilakukan secara sistematis pada keadaan tertentu.
3. Observasi
Observasi (Sugiyono, 2008:145) merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua proses yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu eksperimen, yaitu:
1. Eksperimen harus bebas dari bias
Suatu eksperimen dapat dijamin dengan adanya desain yang baik. Secara garis besar, adanya randomisasi yang kurang mengurangi sifat bias dari eksperimen.
2. Eksperimen harus punya ukuran terhadap error
Dengan adanya desain yang baik, maka error dapat diukur. Dalam istilah desain eksperimen error tidak sama artinya dengan kesalahan. Yang dimaksud dengan error adalah semua variasi ekstra, yang juga mempengaruhi hasil di samping pengaruh perlakuan-perlakuan. Dengan adanya ukuran error, maka eksperimen menjadi objektif sifatnya. Ukuran error ini bergantung pada desain eksperimen yang dipilih.
3. Eksperimen harus punya ketepatan
Eksperimen harus dilakukan dengan desain yang dapat menambah ketepatan. Ketepatan dapat dijamin jika error teknis dapat dihilangkan dan adanya replikasi pada eksperimen. Ketepatan atau presisi dapat ditingkatkan jika error teknis, seperti kurang akuratnya alat penombang, kurang baiknya dalam menggunkan meteran, dan sebagainya, maka jumlah replikasi dapat menambah ketepatan eksperimen.
4. Eksperimen harus mempunyai tujuan yang jelas
Sering kita lihat bahwa eksperimen-eksperimen yang dilaksanakan oleh peneliti-peneliti muda kurang jelas tujuan eksperimennya. Tujuan eksperimen dengan mengatakan “....bertujuan untuk membandingkan perlakuan A dengan perlakuan B,” dan seterusnya adalah kurang jelas. Tujuan eksperimen harus dibuat sejelas-jelasnya, ditambah dengan alasan-alasan yang kuat mengapa memilih perlakuan demikian. Pada kondisi mana hasilnya akan diaplikasikan serta pada daerah ilmu mana sasaran penelitian tersebut ingin diterapkan. Tujuan eksperimen didefinisikan dan dapat dituangkan dalam hipotesa-hipotesa nol yang akan dikembangkan.
5. Eksperimen harus punya jangkauan yang cukup
Tiap eksperimen harus mempunyai jangkauan atau skope yang cukup sesuai dengan tujuan penelitian

III. Daftar Rujukan
Prof. Dr. Sugiyono. 2008 .Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Rianto Adi dan Heru Prasadja. 1991. Langkah-langkah Penelitian Sosial. Jakarta:Arcan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar